Sabtu, 12 Oktober 2013

Pengambilan Keputusan

  1. Model Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

            Segala sesuatu pasti ada prosesnya, begitu juga pada pengambilan keputusan, semua keputusan pastinya diambil dengan didasari hal-hal yang kuat. Berikut adalah proses pengambilan keputusan konsumen:
  • Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
  •  Pencarian informasi (information source). 
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).

  •  Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).

Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
  • Keputusan pembelian (purchase decision).

Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
  • Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)

Merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini,terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akanmerek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

2. Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan 

Pengambilan keputusan ( Decision making) : 
Tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.

Keputusan dibagi dalam 3 tipe :


  1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
  1. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
  1. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg  tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.  Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.

3.  Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

  1. Masalah Sederhana (Simple Problem) Corak / Jenis Masalah

  • Ciri : Berskala besar , tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain ), mengandung konsekuesi besar , pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
  • Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
  • Jenis : Masalah yang terstruktur (Structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur (Unstructured problems).
     2.  Masalah rumit (Complex Problems) Corak / Jenis Masalah

  • Definisi : Masalah yang jelas faktor penyebabnya , bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif & dibakukan.
  • Contoh : Penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai , masalah perijinan , dsb
  • Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur/ program tetap (SOP) .

      3. Masalah yang tersrtuktur
  • Definisi : Penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya . serta tidak repetitif kasusnya.
  • Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih sulit dan lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.

     4. Masalah yang tidak Terstuktur

Pendefinisian Masalah yang baik:
  • Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi . Data objektif dipisahkan dari persepsi.
  • Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
  • Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas , untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
  • Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak sesuaian antara standar atau harapan yang telah di tetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
  • Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas , pihak pihak yang terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah .
  • Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh masalah yang kita hadapi adalah melatif staf yang bekerja lamban.

4.  Pembelian 

Pembelian  adalah  suatu  usaha  yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.

Jenis pembelian berdasarkan pemasok:
  1. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok yang berasal dari dalam negeri
  2. Pembelian impor adalah pembelian dari pemasok yang berasal dari luar negeri.

Jenis pembelian berdasarkan transaksi :
  1. Transaksi    pembelian    tunai    adalah    jenis    transaksi    dimana pembayarannya dilakukan secara langsung pada saat barang diterima.
  2. Transaksi    pembelian    kredit    adalah    jenis    transaksi    dimana pembayarannya tidak dilakukan secara langsung pada saat barang diterima, tetapi dilakukan selang beberapa waktu setelah barang diterima, sesuai perjanjian kedua belah pihak.

5. Diagnosa Perilaku Konsumen 

Untuk merancang strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan membeli diskon untuk menarik pembeli.

Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran.

Pemasaran sosial, yaitu penyebaran ide diantara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide lebih cepat dan efektif.

Terdapat 3 pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu :

1. Pendekatan pertama

adalah pendekatan inperatif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.

2. Pendekatan kedua

adalah pendekatan tradisonal yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi dan kognitif, sosial, dan berhevorial serta dari ilu sosilogi.

3. Pendekatan ketiga

adalah sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika.

Daftar Pustaka :
http://run-amirah.blogspot.com/2013_10_01_archive.html
Triono, Rachmadi Agus. (2012). PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL : Teori dan Praktik untuk Manajer dan Akademisi. Salemba Empat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar